“Dokter gigi itu mahal” itulah yang sering saya dengar oleh kebanyakan orang. Tak jarang orang yang sakit gigi jadi males ke dokter gigi sampai akhirnya mereka memilih pergi ke tukang gigi yang sama sekali tak steril.
Terlebih lagi orang-orang yang punya obsesi gigi putih dan gigi kelinci memilih untuk ke salon gigi ketimbang ke dokter gigi. Padahal kalau pergi ke mereka justru tambah mahal, kenapa? Karena mereka berkerja tidak sesuai dengan prosedur kedokteran gigi sehingga gigi kita akan rentan kena infeksi dan mau gak mau harus berobat lagi ke dokter gigi. Tambah mahal kan biayanya?
Ya tentu saja dokter gigi mahal, untuk menunjang pelayanan kesehatan gigi diperlukan serangkaian alat agar bisa memberikan pelayanan yang bersih dan sesuai kaidah kedokteran gigi. Kamu tidak mau kan dokter gigi menggunakan alat bekas pasien sebelumnya.
Begitupula dengan pasang gigi kelinci. Kalau kamu pasang gigi kelinci di salon gigi alhasil kamu sebenarnya sedang melukai diri kamu sendiri. Kenapa? Karena para salon gigi sesungguhnya tidak tahu cara memasang gigi kelinci atau veneer yang benar. Dokter gigi yang belum dapat pendidikan soal veneer aja gak berani ngerjainnya. Salon gigi tidak dibekali oleh ilmu pengetahuan yang sudah didapatkan selama ratusan tahun oleh para dokter gigi sebelumnya.
Mungkin kamu berfikir “Ah paling ini akal-akalan dokter gigi aja biar dapat pelanggan, biar dapat pasien terus memperkaya kantongnya sendiri.” Asal kamu tahu saja, banyak salon gigi memasang harga gila-gilaan bahkan ada yang lebih mahal dari dokter gigi. Parahnya lagi mereka tidak menggunakan alat-alat yang steril. Prosedur yang mereka lakukan pun menyalahi aturan. Jika ada dokter gigi merasa tidak kompeten mengerjakan sesuatu dia akan merujuk. Lain halnya dengan salon gigi, dibabat semua gigimu itu.
Ketidaksterlian dan minimnya pengetahuan seorang tukang dan salon gigi akan berisiko pada konsumennya. Para konsumen gigi kelinci abal-abal ini lebih besar resikonya terkena infeksi virus dan bakteri yang dapat membahayakan gigi dan jaringan gigi disekitarnya mulai dari gusi bahkan tulangnya dan dapat berujung pada hilangnya nyawa manusi.
Resikonya bisa jadi gigi asli menjadi hancur, kanker mulut hingga berujung pada bakteri yang menginfeksi jantung. Coba cek deh akun Instagram @korbantukanggigi, ngeri-ngeri semua.
Terlebih lagi para salon gigi atau siapapun yang berpura-pura berlagak mampu memberikan perawatan estetika gigi dapat dikenakan hukuman. Hal ini sesuai dengan Undang Undang No. 29 Praktik Kedokteran Tahun 2014 yang berbunyi: “Siapapun yang berpura-pura menjadi dokter gigi atau melakukan tindakan praktik kedokteran gigi sehingga memberikan kesan bahwa ia adalah dokter gigi atau seseorang yang memiliki kompetensi selayaknya dokter gigi, maka ia dapat dipidana penjara paling lama 5 tahun atau denda paling banyak Rp. 150.000.000.”
Lagipula gigi putih ataupun gigi kelinci atau apapun bentuk gigi yang lagi ngetren hari ini, hanyalah konstruk kecantikan sosial yang dibuat agar seolah-olah seseorang merasa tidak percaya diri dengan tubuhnya sendiri.
Ada lagi yang melakukannya demi alasan status sosial biar kelihatan banyak duit. Apalagi kalau cuma buat pamer di sosmed gigimu lebih kinclong kayak porcelain lantai kamar mandi.
Kalau kamu ingin gigi putih, kamu bisa mulai dengan hilangkan kebiasaan-kebiasaan yang membuat gigimu terlihat kuning dan kusam. Kebiasaan ini seperti minum kopi dan the secara berlebihan, merokok, males sikat gigi, sikat gigi terlalu keras dan lain halnya. Selain itu ada keadaan dimana gigi kuning dapat alami terjadi karena faktor usia.
Gak masalah kalau kamu mampu ke dokter gigi dan pasang veneer dengan harga mahal. Yang masalah adalah ketika kamu menjadikan itu standar tolak ukur kecantikan dan turut mempoppulerkan praktik salon gigi yang sebenarnya melanggar hukum.
Nah kamu sudah baca nih artikelnya. Semoga yang pernah pasang gigi palsu, behel atau gigi kelinci atau veneer di salon atau tukang gigi, segera ya dilepas, jangan sampai kamu merugi.